oke deh

Gayus Akui Terima $3,5 Juta dari Alif Kuncoro Pengacara KPC, Aji Wijaya, "Itu kan hanya pengakuan Gayus. Dalam hukum berlaku prinsip siapa yang mendalilkan, dia yang harus membuktikan." BERITA TERKAIT Gayus Tambunan Berharap Bebas Gayus Tambunan Menyesal 'Salah Jalan'

Jumat, 19 November 2010

Orang Yang Takwa
Oleh: Ustad Kusdi

RADAR BENGKULU – Hadirin siding Jumat Rahimakumullah!
Marilah kita tingkatkan ketakwaan ke hadirat Allah swt, takwa yang mengandung pengertian melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Takwa seperti ini Insya Allah akan dapat melaksanakan sikap disiplin dalam melaksanakan kewajiban selaku hamba Allah.
Allah telah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi, memiliki tanggung jawab untuk memelihara, mengolah, dan mengatur alam semesta beserta isinya agar dapat diambil manfaatnya untuk kepentingan dan kesejahteraan umat.
Kita sadar segala persoalan yang dihadapi manusia belum tentu dapat di pecahkan hanya dengan mengandalkan akal pikiran. Oleh sebab itu, Allah SWT, telah memberikan tuntunan hidup yang sempurna kepada manusia di dalam melaksanakan amanah-Nya, yaitu agama Islam. Akan tetapi, tidak sedikit di antara mereka yang lupa bahwa dirinya sebagai hamba Allah memiliki tugas kekhalifahan di alam dunia ini. Mereka terbuai oleh keindahan dan segala kenikmatan dunia yang tidak seberapa sehingga mereka lupa kepada nikmat jerih payahnya sendiri, mereka lupa bahwa yang dimilikinya itu pada hakikatnya adalah milik Allah yang di amanatkan kepadanya. Seandainya mereka ditimpa musibah, mereka kelihatan bingung, berkeluh kesah yang akhirnya meminta kasih saying Allah swt. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Q.S. Al-Ma’aarif: 19-22 yang artinya, “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Palagi ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah; dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan salat.”
Ayat di atas menjelaskan sifat kekurangan manusia. Kekurangannya di sebabkan lemahnya iman dalam menghadapi kemewahan dunia. Menurut Allah Swt, mereka termasuk orang yang merugi. Tetapi ada juga sebagian manusia yang tetap taat kepada perintah Allah, baik dalam waktu suka maupun waktu duka mereka tetap mendirikan salat. Orang seperti inilah yang termasuk golongan orang-orang yang takwa. Orang-orang yang takwa senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan karunia Allah swt, mereka tidak akan terlepas dari kendali apabila ditimpa kesusahan atau musibah, dan mereka tetap yakin kepada janji Allah Swt.
Kesusahan yang dialami oleh orang-orang yang takwa tidak akan berakibat mengubah iman mereka, bahkan mereka akan lebih dekat kepada Allah Swt. Mereka tidak akan melupakan nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepadanya, bahkan sebaliknya mereka akan senantiasa bersyukurinya serta memanfaatkan karunia Allah itu di jalan yang telah ditetapkan Allah Swt.
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ali-Imran:134 yang artinya, “mereka yang menafkahkan hartanya di kala suka dan di kala duka.”
Oleh sebab itu, kita senantiasa sadar kepada fungsi dan tugas hidup kita sekarang. Alangkah tepatnya seandainya kita berikhtiar agar tetap berada di jalan Allah, yaitu jalan orang-orang yang takwa.
Hadirin siding Jumat yang sama-sama mengharapkan ridha Allah!
Hidup kita hanya sementara, tidak akan lama. Segala yang kita miliki seperti harta kekayaan anak dan keturunan, pangkat dan kedudukan semata-mata amanah Allah swt. Hak milik kita yang sesungguhnnya adalah amal perbuatan kita. Perbuatan yang kita kerjakan dalam melaksankan amanaah tersebut adalah untuk bekal kita di kemudian hari yang akan menjamin kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. az-Zalzalah:7-8 yang artinya, “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balsan)nya pula,” Segala amal perbuatan manusia, yang baik maupun yang buruk pasti akan mendapat balasan. Orang-orang yang takwa tentu tidak akan melakukan pekerjaan yang jelek atau berbuat kejahatan, dan mereka lebih tahu apa sebenarnya yang harus mereka kerjakan. Perbuatan jahat biasanya berupa pekerjaan yang dapat menimbulkan amarah, sedangkan amarah itu nafsu yang dikendalikan setan. Dan orang yang takwa adalah orang yang senantiasa menjauhi nafsu setan.
Dalm kehidupan sehari-hari tidak sedikit kita mengalami hal-hal yang tidak cocok dengan hati sanubari kita sehingga dapat menimbulkan amarah. Hal ini sudah menjadi sifat manusia yang suka mengikuti kehendak hawa nafsunya. Sebagaimana janji Allah swt, Dia akan membals dengan imbalan yang setimpal kepada orang-orang yang melakukan kejahatan. Selama kita hidup, kita diharuskan meningkatkan amal ibadah kita sebagai bekal yang dapat menjamin kebahagiaan. Hilangkanlah segala perbuatan jahat agar kita terhindar dari kesengsaraan hidup di akhirat, sebab kita akan kembali ke kehidupan yang kekal.

Hadirin Rahimakumullah!
Kita, umat islam Indonesia yang benar-benar dikehendaki membuktikan ketakwaan kita, takwa yang bukan hanya sekedar semboyan di mulut atau yang menghiasi sumpah-sumpah jabatan, melainkan nilai takwa yang lahir dalam bentuk amaliah kita sehari-hari. Apalagi dalam era pembangunan seperti sekarang, nilai takwa adalah modal untuk mencapai cita-cita dan harapan yang penuh dengan keridaan dan ampunan Allah swt. (cw14)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar