oke deh

Gayus Akui Terima $3,5 Juta dari Alif Kuncoro Pengacara KPC, Aji Wijaya, "Itu kan hanya pengakuan Gayus. Dalam hukum berlaku prinsip siapa yang mendalilkan, dia yang harus membuktikan." BERITA TERKAIT Gayus Tambunan Berharap Bebas Gayus Tambunan Menyesal 'Salah Jalan'

Sabtu, 27 November 2010

Kondisi Kehamilan Pengaruhi Anak Autis
// Dominan Penderitanya Laki-Laki

RADAR BENGKULU – Banyak ibu yang beranggapan bahwa anak yang menderita penyakit autis adalah gila dibantah oleh dr. Andri Sudjatmoko, Sp.KJ. Menurut dokter psikiater ini, kalau fisik anak autis adalah normal. Namun yang menjadi kendalanya adalah anak penderita autis ini tidak mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Dan faktor yang mengakibatkan anak autis bisa karena faktor kehamilan ibu, infeksi sewaktu kehamilan serta trauma kehamilan.
“Sampai saat ini belum ada teori yang menyebutkan penyebab pastinya, tapi yang jelas kondisi kehamilan bisa mempengaruhi anak untuk bisa jadi autis,” kata Andri kepada Radar Bengkulu, Sabtu (27/11).
Ditambahkan, mayoritas penderita autis adalah anak laki-laki. Sebab, laki-laki tidak mempunyai hormon estrogen yang dapat menetralisir autismenya. Sementara untuk laki-laki memiliki hormon testoteron, sedangkan hormon tersebut justru memperparah keadaan autismenya. “Karena perempuan memiliki hormon estrogen yang dapat memperbaiki kondisi autismenya, sehingga sangat sedikit jumlahnya perempuan penderita autis,” tambahnya.
Untuk mengatasi penderita autis, sangat dibutuhkan dukungan keluarga, terutama peran kedua orang tuanya. Dan bagi orang tua yang mempunyai anak autis tidak boleh membandingkannya dengan saudaranya lain maupun anak orang lain. Karena kunci dari kesembuhan penderita anak autis adalah kesabaran dan kasih sayang yang lebih yang harus diberikan. “Walaupun kerja IQ anak autis lamban, tapi harus aktif diajak berbicara. Ketika ada komunikasi seharusnya memperhatikan bahasa tubuh anak tersebut, baik dari kedipan mata maupun bahasa tubuh lainnya,” jelas Andri.
Semua keluarga, lanjutnya, menginginkan anaknya hidup normal, bisa bermain, komunikasi lancar serta mampu menempuh pendidikan. Namun jika ada keluarga yang mempunyai anak autis jangan putus asa. Sebab, dengan kondisi yang tidak normal yakni kondisi fisik yang tidak bisa menyesuaikan dengan lingkungannya, dan prilaku tertawa dan menangis tiba-tiba yang tidak bisa dikendalikannya hanya bisa disembuhkan dalam waktu yang panjang. “Kesembuhan anak autis tergantung kesabaran orang tuanya. Misalkan harus mengajari anak mulai dari mengancing bajunya, mengikat tali sepatunya. Pokoknya dari hal yang kecil harus serba diajari,” pesan Andri. (cw14).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar