oke deh

Gayus Akui Terima $3,5 Juta dari Alif Kuncoro Pengacara KPC, Aji Wijaya, "Itu kan hanya pengakuan Gayus. Dalam hukum berlaku prinsip siapa yang mendalilkan, dia yang harus membuktikan." BERITA TERKAIT Gayus Tambunan Berharap Bebas Gayus Tambunan Menyesal 'Salah Jalan'

Kamis, 11 November 2010

Istri Mati Syahid, Suami Dianjur Potong Kaki
/Hidup Dari Tongkat, 2 Anak Tak Sekolah

KISAH pedih dialami Siruhun, raut muka yang begitu kusam dan sudah tampak tua membuat orang tidak menyangka kalau sebenarnya umur pria ini baru berumur 41 tahun. Karena himpitan ekonomi yang dialaminya, walaupun dengan kondisi kaki yang tidak memungkinkan untuk berjalan karena harus berjalan pincang terpaksa Siruhun mencari sesuap nasi demi menghidupi ke dua anaknya.
Karena penyakit dingin yang dideritanya, membuat pria ini harus potong kaki. Namun saran doker itu tidak bisa dilaksanakan karena tak punya uang. Kini hanya bermodalkan sebuah tongkat kayu, dengan penuh harapan Siruhun dapat berjalan sejauh mungkin untuk mendapatkan belas kasihan dari orang lain. Walaupun jarak yang sangat jauh, tidak mematahkan semangatnya untuk tetap mencari nafkah dengan meminta-minta. Bagaimana tidak, Siruhun yang tinggal di Teluk Supang RT 03 RW 01 ini sering meminta-minta ke semua sudut kawasan kota Bengkulu.
“Saya hanya bisa mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Saya berjalan sekuat tenaga agar tetap bisa bertahan hidup. Semua lokasi saya datangi mulai dari pasar-pasar, sampai kerumah-rumah penduduk. Dan perjalan saya yang paling jauh kearah Sungai Hitam Unib depan,” kata Siruhun kepada Radar Bengkulu.
Diceritakannya, sejak tahun 2004 kakinya mengidap penyakit dingin. Penyakit ini bisa terjadi karena ada kelainan yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah karena udara yang lembab. Dan oleh dokter disarankan kakinya segera diamputasi, tapi Siruhun menolaknya karena takut menghadapi hidup dengan kaki sebelah. Karena kekurangan dana untuk berobat, semakin hari penyakit dingin semakin menggorongoti kakinya dan mengakibatkan kecacatan. Karena kaki tersebut sudah tidak bisa di luruskan lagi, dan mengakibatkan jalannya menjadi pincang.
“Dulu saya bekerja di proyek pasir di situlah penyakit ini saya dapat. Dulu dokter suruh kaki saya harus diamputasi, tapi saya tidak mau. Karena tidak pernah diobati, lama kelamaan muncul bentolan dan tidak bisa diluruskan dan cara jalan saya pincang,” kenang Siruhun.
Karena merupakan tulang punggung keluarga, terpaksa pekerjaan ini dilakukannya. Karena sang istri telah lama berpulang ke rahmatullah akibat melahirkan anak ke duanya atau mati syahid. Walaupun anaknya cuma dua, menurut Siruhun sangat susah untuk menafkahinya. Sebab dengan kondisi fisik yang dimilikinya membuatnya tidak kuat untuk berjalan terlalu lama.
“Istri saya meninggal karena melahirkan, anak saya selamat sementara istri saya tidak dapat ditolong. Tapi dengan penghasilan saya yang hanya Rp 20 ribu per hari membuat anak saya tidak ada yang tamat sekolah,” papar Siruhun. (Seri Meyanti Pane)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar