Sewa Tempat Mahal, Berdagang di Kaki Lima
RADAR BENGKULU – Ternyata pedagang kaki lima tidak hanya ada di Pasar Minggu, PTM atau Panorama. Di arena Festival Tabot juga banyak. Itu mereka lakukan karena tidak mampu untuk membayar uang sewa tempat. Hal ini diungkapkan salah satu pedagang kaki lima yang menjual mainan anak-anak, Andri (27). “Saya jualannya berpindah-pindah asal ada penumpangan sama teman. Kalau untuk menyewa tempat, saya tidak punya duit,” kata Andri kepada Radar Bengkulu, Minggu (12/12).
Andri telah berjualan di arena Tabot sejak 2007. Setiap tahun Andri tidak pernah menyewa tempat. “Saya sudah empat tahun berjualan seperti ini. Tapi belum pernah bisa menyewa lapak. Ini karena keterbatasan modal saya,” kata Andir
Jenis mainan anak yang dijajakannya hanya 2 macam. Sedangkan harga yang ditawarkannya sama. Yaitu, Rp 5 ribu perbiji. Dari usahanya berjualan mainan anak, hanya bisa meraup keuntungan sekitar Rp 30 ribu sampai 40 ribu perhari. “Yang namanya jualan pendapatannya tidak menetap. Kalau lagi ramai bisa lebih dari rata-rata perhari tersebut,” jelas Andri.
Andri sengaja menjadi pedagang saat dilakukan perayaan Tabot saja. Alasannya, perayaan Tabot dilaksanakan setahun sekali dan banyak orang yang berdatangan dari berbagai daerah. “Saya rasa bisa menambah pendapatan karena pasti banyak orang yang berkunjung. Tidak hanya dari daerah saja, tetapi juga dari luar Bengkulu. Seperti Lubuklinggau, Palembang,” papar Andri. (cw14)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar