oke deh

Gayus Akui Terima $3,5 Juta dari Alif Kuncoro Pengacara KPC, Aji Wijaya, "Itu kan hanya pengakuan Gayus. Dalam hukum berlaku prinsip siapa yang mendalilkan, dia yang harus membuktikan." BERITA TERKAIT Gayus Tambunan Berharap Bebas Gayus Tambunan Menyesal 'Salah Jalan'

Minggu, 12 Desember 2010

Pesona

Dewi Saputri, S.Sos

Mensyukuri Dengan Merawat
RADAR BENGKULU – Kecantikan wajah merupakan anugerah yang diberikan oleh yang kuasa. Sebagai manusia, kita harus mensyukurinya dengan cara merawatnya. Walau sibuk dengan kegiatan, merawat wajah dan tubuh secara rutin perlu dilakukan.
“Kita memang sebagai manusia tidak bisa menghindari ketuaan, tapi dengan rutin merawat kulit bisa menghilangkan kerutan-kerutan di wajah. Kalau saya secara pribadi rutin memakai cream malam untuk wajah. Karena memang dari dulu saya hobi untuk merawat wajah dan tubuh,” kata pemilik Galuh Salon dan Musik Dewi Saputri, S.Sos kepada Radar Bengkulu, Sabtu (11/12).
Dewi menceritakan, membangun usaha di bidang kecantikan bukan lah hal mudah. Butuh perjuangan dan keterampilan. Sejak memulai pada 1989, usaha yang dirintisnya tersebut sudah dikenal banyak orang. “Dulunya, salon ini sangat kecil dan belum lengkap seperti ini. Tapi saya mempunyai keyakinan, dimana ada kemauan pasti akan ada jalan untuk berhasil. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana menjaga kepercayaan dan memberikan kepuasan terhadap pelanggan,” kenang Dewi.
Dewi bisa terbilang sukses. Selain memiliki salon kecantikan, Dewi juga mempunyai lembaga kursus belajar yang tidak hanya untuk kecantikan, tapi juga menyediakan kursus belajar bermain musik, bernyanyi serta menari. Sehingga Dewi bisa membentuk beberapa sanggar remaja di bidang seni dan musik. “Rencananya saya akan membuka lembaga kursus belajar khusus musik piano, yang mudah-mudahan sebentar lagi akan terwujud,” ujar Dewi.
Ibu tiga anak ini tidak hanya sibuk mengurusi salonnya. Tetapi juga mempunyai kesibukan di berbagai organisasi. Dari organisasi tersebut wanita asal Banjarmasin memperoleh banyak pelajaran dan pengalaman. “Saya sering menghadiri pertemuan-pertemuan di luar kota sebagai perwakilan dari Bengkulu. Dari kegiatan-kegiatan tersebut saya mendapat pelajaran baru, misalnya ada tren terbaru, akan saya terapkan secara langsung di salon saya dan saya ajarkan sama murid-murid kursus,” ujar Dewi yang juga Dosen Mata kuliah Etika Umum Poltekkes Bengkulu.
Dari keberhasilannya menjalankan lembaga kursus belajar, lanjut Desi, sudah banyak menghasilkan murid-murid yang berpotensi. Terbukti, sebagian muridnya telah membuka salon sendiri. Walau begitu, Dewi menganggapnya sebagai ancaman usahanya.
“Kalau pun ada persaingan saya mau secara sehat, yaitu mencari kelemahan saya dibandingkan usaha salon orang lain. Apabila peralatan atau tren yang saya sediakan kurang maka saya akan tambah, kalau pelayanan yang kurang juga saya akan memberikan pelayanan yang maksimal,” kata Dewi.
Sebagai seorang wanita, Dewi termasuk orang tegar. Walau mendapatkan musibah yaitu dengan berpulangnya suami tercintanya kepangkuan Illahi, tidak mematahkan semangatnya. Walau sendiri, dia yakin tetap bisa menjalankan usaha dan mampu bekerja untuk meraih cita-cita anaknya. “Awalnya saya sempat terkubur dalam kesedihan, tapi itu tidak berlangsung lama. Karena saya memikirkan nasib anak-anak saya, makanya saya bangkit kembali,” papar Dewi.
Meskipun banyak kegiatan di luar rumah, tidak membuat Dewi lupa kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Dia tetap menomorsatukan urusan keluarga dibandingkan pekerjaan. Alasannya, sesibuk apapun wanita tetap mempunyai kodrat sebagai ibu untuk anak-anak dan istri bagi suami.
“Saya tidak pernah melalaikan kewajiban saya sebagai ibu, pagi-pagi saya bangun dan mempersiapkam segala sesuatunya untuk keperluan anak-anak. Dengan tetap perhatian sama anak-anak, membuat hubungan saya dan anak-anak tetap terjalin dengan baik,” kata Dewi.
Menurut Dewi, anak adalah segala-segala untuknya. Apa pun akan dilakukannya demi membahagian ketiga orang buah hatinya. Terutama mendukung terhadap bakat yang dimiliki anaknya. Namun, bagi Dewi, pendidikan anak adalah yang terpenting. “Kalau saya sudah tidak mampu lagi mengajari anak saya, maka saya akan undang guru untuk mengajarinya. Dan saya berharap anak saya bisa menyelesaikan pendidikannya sampai ke perguruan tinggi. Saya juga tanamkan pada anak bahwa pendidikan itu tidak hanya formal, tapi harus seimbang dengan informal seperti mengasah bakat musik, tari dan lainnya,” kata Dewi yang juga sudah mengorbitkan grup band Coin. (cw14)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar