oke deh

Gayus Akui Terima $3,5 Juta dari Alif Kuncoro Pengacara KPC, Aji Wijaya, "Itu kan hanya pengakuan Gayus. Dalam hukum berlaku prinsip siapa yang mendalilkan, dia yang harus membuktikan." BERITA TERKAIT Gayus Tambunan Berharap Bebas Gayus Tambunan Menyesal 'Salah Jalan'

Jumat, 10 Desember 2010

Dilema Negeri Kita
Oleh : Ustad Khalidi Idrus

RADAR BENGKULU – Saudaraku yang seiman! Musibah datang silih berganti melanda negeri kita. Korban jiwa dan harta tidak terhitung lagi. Semua terjadi di negeri ini, ada yang mengatakan, bencana datang karena ulah tangan-tangan rakus manusia sendiri. Tangan rakus kita yang berlumuran dosa, ini telah menyebabkan kehancuran sebagian wilayah negeri kita. Tangan-tangan rakus berlumuran dosa ini telah mendatangkan penderitaan bagi sebagian saudara-saudara di negeri ini.
Pertanyaannya, tangan-tangan rakus yang berlumuran dosa itu milik siapa? Apakah pemilik pemimpin kita yang berpesta pora dengan hasil korupsinya? Atau milik petinggi negeri yang berlaku zalim kepada para ulama yang beristiqamah di jalan Allah? Dengan menuduhnya sebagai teroris, ingat wahai saudaraku Allah SWT sangat murka kepada orang yang gampang menuduh. Sesuai dengan firman Allah dalam QS Annisa ayat 566 yang artinya, “Barang siapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sungguh ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata”.
Hadirin Rahimakumullah!
Ada lima dilema negeri kita ini: Yang pertama, belum tegaknya reformasi hukum. Ada beberapa oknum yang menjadi tersangka dan ditahan serta diproses secara hukum, tapi yang ditahan dan menjadi tersangka itu hanya kelas menengah dan kelas bawah. Sedangkan kelas elit atau atas belum tersentuh hukum. Kenyataan di lapangan tidak dapat dibohongi, pembentukan satgas hukum diawal-awal kekuasaannya diharapkan jadi benar-benar untuk memberantas korupsi, tapi belum mampu memproses secara hukum para koruptor tingkat tinggi.
Yang kedua, belum mempunyai pemerintah yang telah menyediakan lapangan kerja. Lihatlah ketika penerimaan CPNS dari puluhan ribu pelamar yang dapat diterima hanya beberapa orang saja. Akhirnya yang tidak lulus atau gagal mereka nekat pergi dari negeri ini dan rela menjadi TKW/TKI. Setelah bekerja di luar negeri mereka mendapat perlakuan yang tidak manusiawi. Ada yang cacat seumur hidup, patah tulang, bibir digunting, gigi patah, mata buta, bahkan tidak sedikit yang meninggal. Siapa yang dapat membela dan menyantuni mereka yang teraniaya itu?
Yang ketiga, merosotnya akhlak dan moral bangsa yang sudah tidak malu lagi melanggar norma-norma agama. Seperti memutar atau menjual secara bebas video mesum, porno aksi dan fornografi yang sudah meraja rela. Akankan kita rela membiarkan anak-anak bangsa kita tenggelam dalam lumpur dosa dan maksiat tersebut?
Yang keempat, masih tingginya tingkat kriminalitas, seperti pencurian, penipuan, penodongan, demo-demo yang anarkis, perzinahan serta pemerkosaan. Serta masih banyak lagi perbuatan kriminal lainnya. Yang kelima, lemahnya aparat pemerintah dalam upaya pemberantasan aliran sesat. Walaupun majelis ulama secara kelembagaan telah mengeluarkan fatwa untuk melarang tumbuh dan berkembangnya aliran-aliran sesat tersebut.
Hadirin Rahikumullah!
Jadi kesimpulannya, apabila kelima dilema diatas dibiarkan begitu saja, tidak mustahil negeri kita akan hancur dengan musibah yang lebih dahsyat lagi. Saudara-saudaraku yang seiman semoga hal tersebut bisa direnungkan bagi orang-orang yang berfikir. (cw14)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar